LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
“BIOGENESIS”
(PET-1313)
Disusun Oleh
Nama : ALI MUSTOPO
Nim : 6070011567
Kelas : C
Kelompok : II (Dua)
Asisten : NUR RADIA
LESTARI
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Dalam
kehidupan ini kita sering merunangkan tentang asal-usul kehidupan ini, karena
banyak ilmuawan atau pencetus tentang teori asal-usul kehidupan. Tetapi kita
juga boleh menyakan antara teori-teori yang ada dengan perintah-perintah atau
firman allah swt, kita boleh mempercayai tetapi kita juga harus membandingkan
dengan ayat-ayat allah dalam al-qur’an tentang asal usul kehidupan (Kimball,
1983).
Pokok dari teori ini menyatakan
bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak hidup dan kehidupan
terjadi secara spontan (generatio spontanea). Ilmuwan yang mengemukakan
teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni Aristoteles (384–322
SM). Dengan melihat organisme di sekelilingnya, Aristoteles berkesimpulan bahwa
makhluk hidup muncul secara tiba-tiba. Contohnya, seekor cacing yang keluar
dari dalam tanah, maka cacing tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya,
katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur. Ilmuwan
lain yang mendukung teori ini adalah John Needham (1700). Ilmuwan
dari Inggris ini melakukan percobaan dengan merebus sebentar air kaldu yang
berasal dari sepotong daging. Air kaldu tersebut menjadi keruh karena adanya
mikroorganisme. Ilmuwan tersebut kemudian berkesimpulan bahwa mikroorganisme
berasal dari air kaldu (Kimball, 1983).
Ada
beberapa teori tentang asal usul kehidupan ini yang saling membantah dengan
masing-masing eksperimen. Pada praktikum ini kita akan membuktikan teori
biogenesis yaitu hipotesis dari spallanzaniyan menyampurnakan percobaan dari
fransisco redi yang dia anggap belum sempurna. Maka dari itu kita harus bisa
membuktikan hipotesis baru dari spallanzani yang menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Teori ini dapat di terima dan memiliki bukti
yang nyata dan masuk akal (Kimball, 1983).
Berdasarkan
uraian diatas maka dilakukan praktikum ini untuk mengetahui asal-usul kehidupan
berdarkan beberapa teori yang dikemukakan diatas.
2. Rumusan
Masalah
2.1. Bagaimana prinsip kerja
teori Fransisco Redi ?
2.2. Bagaimana prinsip kerja
teori Lazaro Spalanzani ?
2.3. Bagaimana prinsip kerja
Louis Pasteur?
3. Tujuan
dan Kegunaan
3.1. Untuk
mengetahui prinsip kerja
dari percobaan Fransisco Redi.
3.2. Untuk
mengetahui prinsip kerja
dari percobaan Lazaro Spalanzani.
3.3. Untuk
mengetahui prinsip kerja
dari percobaan Louis
Pasteur.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
1. Gambaran Umum
Menurut
Arman (2011), yang mengatakan bahwa banyak para ilmuan yang berpendapat tentang
asal-usul kehidupan yaitu sebagai berikut:
1.1.
Evolusi kimia
Harold Urey
menyatakan asal usul kehidupan diawali dengan adanya senyawa organik
diatmosfer berupa gas-gas seperti metana, hydrogen, uap air, dan ammonia yang
bereaksi dengan bantuan energy alam (halilintar) dan sinar kosmis sehingga
terbentuk asam amino yang merupakan bahan dasar
pembangun kehidupan. Pendapat ini didukung oleh Stanley Miller yang
berhasil membuktikan teori Harold Urey melalui percobaannya dilaboratorium.
Untuk membuktikan teori ini,
Stanley Miller melakukan sebuah percobaan. Peralatan yang dirancang
Miller, yakni ruang bunga api diisi dengan campuran gas meniru atmosfer purba,
sementara botol kaca kecil diisi dengan air murni seperti sup purba. Miller
membuat kilat buatan dengan bunga api listrik di antara dua elektroda dalam
atmosfer buatan tersebut. Ia juga memanaskan air laut tiruannya.
Percobaan ini berlangsung selama
seminggu dan dapat menghasilkan beragam senyawa organik. Di alam nyata, reaksi
kimia ini akan berjalan selama jutaan tahun sehingga dapat membentuk hasil yang
lebih kompleks. Pada titik tertentu dari proses yang panjang ini, senyawa kimia
dapat terbentuk dengan sendirinya. Jika pada proses membentuk diri ini
terkadang terdapat kesalahan, senyawa kimia ini dapat menyesuaikan diri dan
berevolusi melalui proses seleksi kimiawi. Jadi, kehidupan tidak
terbentuk secara tiba-tiba melainkan timbul secara bertahap dari senyawa tidak
hidup.
1.2.
Evolusi Biologi
Alexander
L. Ovarin mengemukakan bahwa atmosfer purba banyak mengandung gas-gas metana,
hydrogen, uap air dan ammonia seperti halnya yang dikemukakan oleh urey. Namun
menurut Opharin sumber energy yang memungkinkan terjadinya pembentukan senyawa
organic berasal dari angkas luar seperti ultraviolet. Selain itu juga masih
terdapat beberapa teori telah mencoba memberikan jawaban tentang asal-usul
kehidupan diplanet bumi ini.
1.3. Teori
Abiogenesis
Teori
Abiogenesis tokohnya adalah Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat dan
ilmu pengetahuan yunani kuno. Menurut teori yang dikemukakannya bahwa makhluk
hidup yang pertama berasal dari benda tak hidup. Sebenarnya Aristoteles
mengetahui bahwa ikan berasal dari telur ikan yang menetes, namun ia juga yakin
bahwa pada mulanya ikan tersebut berasal dari lumpur yang terjadi secara spontan
(Generatio spontanae). Contoh paham Generatio spontanae adalah: cacing tanah
berasal dari tanah, belatung muncul dari daging yang membusuk, tikus berasal
dari sekam dan masih banyak lagi contoh yang mengikuti paham abiogenesis.
1.4. Teori
Biogenesis
Walaupun
telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham
abiogenesis. Orang-orang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut
terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal-usul kehidupan.
Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain
Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Berdasarkan hasil
penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham abiogenesis menjadi pudar
karena paham tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Adapun ayat dari
al-qur’an surat al mu’minun ayat 12-14 yang menjelaskan tentang asal usul
manusia.
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$# ÇÊÍÈ
Terjemahannya :
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, pencipta yang paling baik"
2.
Gambaran Khusus
tokoh-tokoh
yang menentang teori abiogenesis adalah sebagai berikut:
2.1. Fransisco Redi
Fransisco
Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori
Abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang
ditempatkan dalam labu yang diberi perlakuan tertentu. Tabung I diisi daging
dan tidak ditutup, Tabung II diisi daging dan ditutup kain kasa, dan Tabung
III diisi daging dan ditutup rapat.
Ketiga
toples tabung ini dibiarkan selama beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia
mengambil kesimpulan sebagai berikut : larva atau belatung yang terdapat dalam
daging busuk ditoples dua dan tiga bukan terbentuk dari daging yang membusuk,
tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat
tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi apabila melihat keadaan
pada toples II yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan
lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relatif
sedikit.
2.2. Lazzaro
Spallanzani
Lazzaro Spallanzani juga melakukan percobaan
untuk membantah paham abiogenesis. Oleh karena itu, dia melakukan percobaan
yang pada prinsipnya sama dengan Fransisco Redi, tetapi langkah percobaan
Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan
air kaldu atau rebusan daging. Berdarkan hasil tersebut, dia menyimpulkan bahwa
mikroba yang ada dalam kaldu tersebut bukan berasal dari benda mati tetapi
berasal dari kehidupan diudara. Jadi adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba dari udara kedalam air kaldu tersebut. Menurut mereka untuk
terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan
pengaruh udara tersebut terjadilah generation
spontanae.
2.3. Louis
Pasteur
Louis
Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spallanzani. Pasteur
melakukan percobaan yang menyempurnakan labu yang penutupnya leher angsa,
bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama
dengan debu. Melalui pemanasan terhadap perangkat percobaannya, seluruh
mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati.
Disamping
itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca
terbentuk leher angsa. Pada saat sebelum pemanasan, diudara bebas tetap dapat
berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara
akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air
kaldu air kaldu sampai kepermukaan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan
udara bebas. Disinilah terjadilah kontaminasi mikroorganisme tadi terbawa
masuk, sehingga setelah labu dibiarkan beberapa waktu air kaldu menjadi karuh,
karena adanya pembusukan oleh mikroorganisme tersebut.
Dengan
demikian terbuktilah ketidakbenaran paham abiogenesis yang menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi spontan. Dan muncullah paham/teori
baru tentang asal usul kehidupan yang dikenal dengan teori Biogenesis.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari
/ tanggal : Rabu,
11 November 2015
Pukul
: 16.00 – 18.00 WITA
Tempat
: Laboratorium
Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas
Islam Negeri Makassar, Samata-Gowa.
2. Alat
dan Bahan
2.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah botol selai dengan
penutupnya, Bunsen, kain kasa, karet gelang, pipa kapiler (dibuat sebagai model
leher angsa), dan tabung reaksi.
2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah air kaldu, daging sapi segar, gabus, dan korek api.
3. Prosedur
Kerja
3.1. Percobaan
Fransisco Redi
3.1.1. Menyiapkan 3 tabung
(botol selai) yang diisi masing-masing sekerat daging segar
3.1.2. Tabung I diisi daging,
tanpa di tutup.
3.1.3. Tabung
II diisi daging, lalu ditutup dengan kain kasa.
3.1.4. Tabung
III diisi daging, lalu ditutup rapat.
3.1.5. Mengamati tabung
tersebut setiap hari selama seminggu.
3.1.6. Mengamati apa
yang terjadi.
3.1.7. Menulis
perubahan dilembar pengamatan.
3.2. Percobaan
Lazaro Spalanzani
3.2.1. Menyiapkan
4 buah tabung reaksi yang bersih dan steril dan masing-masing diisi dengan air
kaldu ayam atau sapi.
3.2.2. Tabung
1 diisi 10 ml air kaldu menggunakan pipet tetes lalu ditutup dan tanpa
dipanaskan.
3.2.3. Tabung
II diisi 10 ml air kaldu menggunakan pipet tetes lalu dipanaskan dan tanpa
ditutup.
3.2.4. Tabung
III diisi 10 ml air kaldu menggunakan pipet tetes lalu ditutup dan dipanaskan.
3.2.5. Tabung
IV diisi 10 ml air kaldu menggunakan pipet tetes tanpa ditutup dan tanpa
dipanaskan.
3.3.6. Mengamati
setiap tabung setiap hari selama seminggu.
3.3.7. Mengamati
apa yang terjadi kemudian menulis dilembar pengamatan.
3.3. Percobaan
Louis Pasteur
3.3.1. Menyiapkan
tabung reaksi atau labu enlemayer yang kemudian diisi dengan 10 ml air kaldu
lalu ditutup dan dihubungkan dengan pipa berbentuk leher angsa dan dipanaskan
sampai steril.
3.3.2. Biarkan
tabung/labu tersebut selama 3 hari pengamatan, apa yang terjadi (lihat warna
kaldu).
3.3.3. Miringkan
tabung/labu hingga air kaldu menyentuh pipa leher angsa.
3.3.4. Mengamati
perubahan yang terjadi satu hari setelah labu dimiringkan.
3.3.5. Menulis
di lembar pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Pengamatan
1.1. Percobaan Fransisco Redi
No.
|
Hari/Tanggal
|
Toples
I
|
Toples
II
|
Toples III
|
1.
|
Rabu, 11 November 2015
|
Tidak
berbau
Berwarna
putih
Dagingnya
masih segar
|
Tidak berbau
Berwarna putih
Daging masih
segar
Tidak ada
larva
|
Tidak berbau
Berwarna putih
Tidak
ada larva
|
2.
|
Kamis, 12 November 2015
|
Berbau
Berwarna putih pucat
Belum terdapat
larva
|
Berbau
Berwarna putih pucat
Tidak ada
larva
|
Tidak berbau
Berwarna putih pucat
Tidak
ada larva
|
3.
|
Jumat, 13 November 2015
|
Berbau
Warna
kehitaman
Terdapat larva
|
Bau menyengat
Warna
kecoklatan
Terdapat larva
|
Tidak berbau
Warna merah
Tidak ada
larva
Lembek
|
4.
|
Sabtu, 14 November 2015
|
Berbau
Warna
kehitaman
Terdapat larva
|
Bau menyengat
Warna merah
kecoklatan
Terdapat banyak larva
|
Tidak berbau
Warna merah
Terdapat
belatung dan lembek
|
5.
|
Minggu, 15 November 2015
|
Berbau
Warna
kehitaman kering
Terdapat larva
|
Bau menyengat
Warna coklat
kering
Terdapat larva
|
Tidak berbau
Warna
merah Terdapat belatung dan
lembek
|
6.
|
Senin, 16 November 2015
|
Berbau
Warna hitam
Kering
Banyak larva
dan ada belatung
|
Bau sangat
menyengat
Warna coklat
kering
Terdapat larva
|
Tidak berbau
Warna merah
Mengecil
Berair
Terdapat
belatung
|
7.
|
Selasa, 17 November 2015
|
Bau menyengat
Warna hitam kering
Belatung makin
banyak
|
Bau sangat
menyengat
Warna coklat
kering
Terdapat
banyak larva
|
Tidak berbau
Warna
agak coklat dan makin banyak belatung
|
Sumber : laboratorium peternakan Fakultas
sains dan teknologi Universitas islam negeri alauddin Makassar 2015
1.2. Percobaan
Lazaro Spalanzani
No.
|
Hari/Tanggal
|
Tabung I
|
Tabung II
|
Tabung III
|
Tabung
IV
|
1.
|
Rabu,11 Novemb-er 2015
|
Tidak
ada perubahan
Bau
kaldu
Terdapat
gumpalan yang mengapung
|
Tidak
ada perubahan
Bau
kaldu
Endapan
terhambur dipermukaan
|
Tidak
ada perubahan Bau kaldu
endapan dipermukaan
merata
|
Tidak
ada perubahan
Endapan
mengapung
|
2.
|
Kamis,
12 Novemb-er 2015
|
Tidak
ada perubahan
Tidak
ada perubahan
Endapan
membanyak
|
Tidak
ada perubahan
Bau
lebih menyengat
Endapan
menggumpal
|
Tidak
ada perubahan
Tidak
ada perubahan
Endapan
sedikit
|
Tidak
ada perubahan
Tidak
ada perubahan
Endapan
membanyak
|
3.
|
Jumat, 13 november 2015
|
Air
menguning
Tidak
perubahan
Endapan
berhamburan
|
Air
keruh
Bau
kaldu menyengat
Endapan
mengambang
|
Air
keruh
Tidak
ada perubahan
Endapan
membanyak
|
Air
menguning
Bau
kaldu menyengat
Endapan
berjamur dan menguning
|
4.
|
Sabtu, 14 november 2015
|
Air
menguning dan semakin
keruh
Endapan
membanyak
|
Air
makin keruh
Tidak
berubah
Endapan
mulai menguning
|
Tidak
berbah
Tidak
berubah
Endapan
mulai menguning
|
Tidak
berubah
Tidak
berubah
Endapan
banyak
|
5
|
Minggu, 15 November 2015
|
Makin
keruh
Tidak
ada perubahan
Endapan
tidak berubah
|
Tidak
ada perubahan
Tidak
ada perubahan
Endapan menguning
|
Tidak
ada perubahan
Tidak
ada perubahan
Endapan
mengapung
|
Jernih
Terdapat
banyak jamur
|
6
|
Senin, 16 November 2015
|
Keruh
Berbuih
Terdapat
endapan
|
Berjamur
Berbau
Terdapat
endapan
|
Terdapat
endapan
Berbuih
keruh
|
Jernih
Terdapat
banyak jamur
|
7
|
Selasa, 17 november 2015
|
Berbuih
Keruh
Terdapat
endapan
|
Berbau
busuk
Terdapat
endapan
|
Terdapat
endapan
Berbuih
Keruh
|
jernih
Terdapat
banyak jamur
|
Sumber : Laboratorium peternakan Fakultas sains dan
teknologi Universitas islam negeri
Makassar 2015
1.3.
Percobaan Louis Pasteur
1.3.1 Sebelum dimiringkan
No
|
Hari/tanggal
|
Warna
|
Bau
|
Endapan
|
1
|
Rabu, 11 November 2015
|
jernih,
tidak keruh
|
Tidak
berbau
|
Tidak
ada endapan
|
2
|
Kamis, 12 November 2015
|
Jernih,
tidak keruh
|
Tidak
berbau
|
Tidak
ada endapan
|
3
|
Jumat, 13 November 2014
|
Jernih,
tidak keruh
|
Tidak
berbau
|
Tidak
ada endapan
|
Sumber
: Laboratorium peternakan Fakultas sains
dan teknologi Universitas islam negeri alauddin Makassar2015
1.3.2 Setelah dimiringkan
No
|
Hari/ Tanggal
|
Warna
|
Bau
|
Endapan
|
4
|
Sabtu,14 November 2015
|
Jernih,tidak keruh
|
Tidak berbau
|
Sedikit endapan
|
5
|
Minggu, 15 November 2015
|
Keruh
|
Berbau
|
Sedikit endapan
|
6
|
Senin, 16 November 2015
|
Keruh
|
Berbau
|
Sedikit endapan
|
7
|
Selasa, 17 November 2015
|
Keruh
|
Berbau
|
Sedikit endapan
|
Sumber : labotarium peternakan Fakultas sains dan teknologi Universitas
islam negeri alauddin Makassar 2015
2. Pembahasan
4.1. Percobaan Fransisco Redi
4.1.1
Toples 1
Toples diisi dengan sekerat daging
segar lalu dibiarkan terbuka dan ditempatkan diruang terbuka pula. Pada hari
pertama pengamatan, belum terlihat adanya perubahan warna, bau belum bereaksi
dan belatung pun belum terdapat. Pada hari kedua, bau mulai bereaksi dan
perubahan warna pula mulai tampak, akan tetapi belum terdapat belatung. Pada
hari ketiga, baunya semakin bereaksi, warna yang sebelumnya merah kecoklatan
mulai berubah warna. Dan hari keempat menunjukkan perubahan yang maksimal
karena baunya semakin menyengat, warnanya telah berubah menjadi hitam pekat
serta terdapat larva. Dan pada hari kelima sampai ketujuh bau dan warnanya
tampak hitam serta larvanya pun semakin banyak. Hal ini disebabkan karena
terdapat mikroorganisme yang dibawa oleh lalat. Jadi, percobaan Fransisco Redi
yang menyatakan bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari
benda-benda mati, akan tetapi terbentuk dari makhluk hidup sebelumnya yang
memang benar. Di dalam percobaanya yang menggunakan sekerat daging terdapat
larva yang dibawa oleh lalat.
4.1.2 Toples II
Pada toples ini setelah diberi daging, toples di tutup
dengan kain kasa. Pengamatan pertama, belum terjadi perubahan pada daging. Pada
hari kedua, mulai terjadi perubahan, baik berupa warna, bau, akan tetapi belum
terdapat larva. Pada hari selanjutnya, bau dan warna semakin bereaksi, namun
belum terdapat larva. Setelah hari keempat bau dan perubahan warna yang tampak
hitam disertai adanya larva. Pada hari kelima sampai hari ketujuh, baunya
semakin menyengat dan warnanya semakin hitam serta larvanya semakin banyak.
Pada pengamatan ini menunjukkan bahwa larva pada toples II lebih banyak dari toples
I. Hal ini disebabkan karena lalat yang masuk pada toples I tidak mempunyai
telur yang banyak dibandingkan pada botol yang ditutup dengan kain kasa yang
mempunyai ruang lebih lembab yang mendukung perkembangan larva. Jadi percobaan
Fransisco Redi pada toples II terbukti dengan adanya larva yang terdapat di
dalam percobaannya.
4.1.3. Toples III
Pada toples III
dengan daging segar dan ditutup rapat. Pengamatan hari pertama belum
menampakkan adanya perubahan. Pada hari kedua perubahan warna mulai tampak. Namun
pengamatan sampai hari ketujuh, yang terjadi hanya perubahan warna dan bau
dapat diamati, sedangkan tidak terdapat belatung. Hal ini dikarenakan, toples
ini terisolasi yang tidak memungkinkan adanya organisme lain yang masuk dan
menyebabkan adanya larva atau telur-telur lalat. Jadi percobaan Fransisco Redi
pada toples III tidak terbukti. Karena, tidak terdapat belatung di dalam toples
tersebut.
4.2. Percobaan Lazaro Spalanzani
2.1 Tabung I
Pada
hari pertama belum terdapat bau, kekeruhan dan endapan. Selanjutnya padahari
kedua, airnya mulai keruh akan tetapi bau dan endapan belum ada. Pada hari
ketiga sampai hari kelima sudah terdapat keruhan dan endapan, akan tetapi belum
ada bau. Dan setelah hari keenam dan ketujuh keruhan, endapan serta bau sudah
semakin banyak dan semakin bereaksi, hal ini disebabkan karena mikroorganisme
telah melakukan aktivitas dengan baik. Jadi percobaan Lazarro Spallazani bahwa
makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, tetapi
terbentuk dari makhluk hidup sebelumnya. Contohnya mikroorganisme yang timbul
karena adanya mikroorganisme yang sebelumnya telah tersebar di udara.
4.2.2. Tabung II
Pada tabung air kaldu dipanaskan
tanpa ditutup. Pada hari pertama, kaldu yang dimasukkan kedalam tabung reaksi
kemudian ditutup setelah dipanaskan bau dan endapan belum ada, akan tetapi
keruhan sudah mulai ada. Pada hari kedua sampai ketujuh, indikator perubahan
dari ketiganya mulai ada dan semakin hari kekeruhan dan endapan semakin banyak
dan baunya semakin bereaksi. Hal ini disebabkan mikroorganisme telah bereaksi
dan melakukan aktivitas.
4.2.3. Tabung III
Pada tabung yang ketiga, air kaldu
dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditutup dan dipanaskan. Pengamatan pada
hari pertama belum menampakkan adanya perubahan, baik dari bau, endapan maupun
keruhan. Namun, pada hari kedua, bau masih belum terdapat, sedangkan keruhan sudah
mulai tampak dan endapan pun juga belum terdapat. Bau pada tabung ini sampai
hari ketujug belum terdapat dan belum bereaksi, namun keruhan dan endapan
semakin hari semakin banyak. Hal ini dikarenakan mikroorganisme belum bereaksi
yang tidak memungkinkan adanya mikroorganisme yang masuk ke dalam tabung
reaksi. Jadi percobaan Lazarro Spallanzani tidak terbuktikan. Karena di dalam
kaldu percobaan tidak terdapat mikroorganisme.
4.2.4. Tabung IV
Tabung ini dipanaskan tanpa ditutup,
sama dengan perlakuan tabung II. Sehingga hasil yang di dapat sama dengan
tabung yang ke dua. Dimana hari pertama, belum terdapat bau, keruhan dan
endapan. Setelah hari kedua keruhan, endapan mulai ada, akan tetapi bau belum
bereaksi. Tetapi pada hari ketiga dan selanjutnya didapatkan adanya bau,
keruhan dan endapan. Begitupun selanjutnya, semakin hari semakin banyak endapan
dan keruhan serta semakin bereaksinya bau. Hal ini disebabkan mikroorganisme
mulai bereaksi dan melakukan aktivitas karena keadaan tabung ini terbukayang memungkinkan
masuknya organisme dari luar. Jadi percobaan Lazarro Spalanzani terbukti dengan
adanya mikroorganime di dalam kaldu percobaannya. Dan teori Lazarro Spalanzani
tentang timbulnya suatu kehidupan mungkin hanya terjadi jika sebelumnya telah
ada kehidupan.
4.3. Percobaan Louis Pasteur
Pada
percobaan ini menggunakan tabung leher angsa yang diisi dengan kaldu yang telah
dipanaskan kemudian mendiamkannya. Pada hari pertama dan kedua belum terjadi
perubahan. Pada hari ketiga tidak mengalami perubahan bau, tetapi mulai nampak
keruh dan memiliki endapan. Pada hari keempat perubahan bau, warna, endapan
mulai nampak. Dan pada hari kelima sampai ketujuh, bau, warna dan endapan semakin
bereaksi dan semakin banyak.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
1.1 Percobaan Fransisco Redi mengatakan
bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, tetapi
terbentuk dari makhluk hidup sebelumnya.
1.2 Percobaan Lazarro Spalanzani
membuktikan bahwa timbulnya suatu kehidupan mungkin hanya terjadi jika
sebelumnya telah ada kehidupan. Mikroorganisme yang terdapat dalam kaldu
percobaannnya timbul karena adanya mikroorganisme yang sebelumny telah tersebar
di udara.
1.3 Percobaan Louis Pasteur telah
membuktikan bahwa kehidupan berasal dari telur dan telur berasal dari kehidupan.
2.
Saran
Adapun saran saya yaitu sebaiknya kita sebagai praktikan harus hati-hati
dalam menggunakan alat-alat laboratorium agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan. Dan sebaiknya bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat steril
agar kita dapat mendapatkan hasil yang baik pula.
DAFTAR
PUSTAKA
Arman,
Muhammad Said, 2011. Biologi Umum.
Makassar : Uin Alauddin
Makassar.
Kimball,
John W. Tritoso. 1983. Biologi.
Bogor: Erlangga
Pratiwi,
2007. Boilogi. Jakarta: Erlangga
Said,
Muhammad. Biologi umum. Makassar: Uin
Alauddin
Sitrian,
2004. Biologi Dasar. Jakarta : Renika
Cipta
Yahya,
2011. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Fried, G. H. 2006. Biologi Edisi kedua. Jakarta:
Erlangga.
Plolier. 2007.Biologi Dasar. Jakarta: Gramedia
Nugroho, L. 2004. Biologi dasar. Jakarta: Universitas
Gadjah Mada.
Poedjadi, A. 2003. Dasar-dasar Biologi. Jakarta:
Universitas Hasanuddin.
Ridwan
Mohammad. 2012. Laporan Biologi sukses.
Tim Pengajar, 2011.
Biologi Dasar.Makassar: Jurusan
Biologi FMIPA UNM.
Tim Pengajar, 2011.Penuntun Praktikum Biologi Dasar.Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM.
MAKASIH...
BalasHapuse717r3bhnmd897 sex dolls,fantasy toys,prostate massagers,horse dildo,vibrators,realistic dildo,dog dildo,vibrating dildos,Discreet Vibrators i514i6amptr215
BalasHapus