Selasa, 26 Januari 2016

praktikum biologi 2 Biogenesis



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
“BIOGENESIS”
(PET-1313)






Disusun Oleh
Nama            :  ALI MUSTOPO
Nim               :   6070011567
Kelas             :   C
Kelompok     :   II  (Dua)
Asisten          :   NUR RADIA LESTARI



JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
              2015




BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Dalam kehidupan ini kita sering merunangkan tentang asal-usul kehidupan ini, karena banyak ilmuawan atau pencetus tentang teori asal-usul kehidupan. Tetapi kita juga boleh menyakan antara teori-teori yang ada dengan perintah-perintah atau firman allah swt, kita boleh mempercayai tetapi kita juga harus membandingkan dengan ayat-ayat allah dalam al-qur’an tentang asal usul kehidupan (Kimball, 1983).
Pokok dari teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak hidup dan kehidupan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni Aristoteles  (384–322 SM). Dengan melihat organisme di sekelilingnya, Aristoteles berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba. Contohnya, seekor cacing yang keluar dari dalam tanah, maka cacing tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur. Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah  John Needham  (1700). Ilmuwan dari Inggris ini melakukan percobaan dengan merebus sebentar air kaldu yang berasal dari sepotong daging. Air kaldu tersebut menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. Ilmuwan tersebut kemudian berkesimpulan bahwa mikroorganisme berasal dari air kaldu  (Kimball, 1983).
Ada beberapa teori tentang asal usul kehidupan ini yang saling membantah dengan masing-masing eksperimen. Pada praktikum ini kita akan membuktikan teori biogenesis yaitu hipotesis dari spallanzaniyan menyampurnakan percobaan dari fransisco redi yang dia anggap belum sempurna. Maka dari itu kita harus bisa membuktikan hipotesis baru dari spallanzani yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Teori ini dapat di terima dan memiliki bukti yang nyata dan masuk akal (Kimball, 1983).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum ini untuk mengetahui asal-usul kehidupan berdarkan beberapa teori yang dikemukakan diatas.
2.      Rumusan Masalah
2.1. Bagaimana prinsip kerja teori Fransisco Redi ?
2.2. Bagaimana prinsip kerja teori Lazaro Spalanzani ?
2.3. Bagaimana prinsip kerja Louis Pasteur?
3.      Tujuan dan Kegunaan
3.1. Untuk  mengetahui  prinsip  kerja  dari  percobaan  Fransisco Redi.
3.2. Untuk  mengetahui  prinsip  kerja  dari  percobaan  Lazaro Spalanzani.
3.3. Untuk  mengetahui  prinsip  kerja  dari  percobaan  Louis  Pasteur.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1.      Gambaran  Umum
Menurut Arman (2011), yang mengatakan bahwa banyak para ilmuan yang berpendapat tentang asal-usul kehidupan yaitu sebagai berikut:
1.1.   Evolusi kimia
Harold  Urey  menyatakan asal usul kehidupan diawali dengan adanya senyawa organik diatmosfer berupa gas-gas seperti metana, hydrogen, uap air, dan ammonia yang bereaksi dengan bantuan energy alam (halilintar) dan sinar kosmis sehingga terbentuk asam amino yang merupakan bahan dasar  pembangun kehidupan. Pendapat ini didukung oleh Stanley Miller yang berhasil membuktikan teori Harold Urey melalui percobaannya dilaboratorium.   
Untuk membuktikan teori ini,  Stanley Miller melakukan sebuah percobaan.  Peralatan yang dirancang Miller, yakni ruang bunga api diisi dengan campuran gas meniru atmosfer purba, sementara botol kaca kecil diisi dengan air murni seperti sup purba. Miller membuat kilat buatan dengan bunga api listrik di antara dua elektroda dalam atmosfer buatan tersebut. Ia juga memanaskan air laut tiruannya.
Percobaan ini berlangsung selama seminggu dan dapat menghasilkan beragam senyawa organik. Di alam nyata, reaksi kimia ini akan berjalan selama jutaan tahun sehingga dapat membentuk hasil yang lebih kompleks. Pada titik tertentu dari proses yang panjang ini, senyawa kimia dapat terbentuk dengan sendirinya. Jika pada proses membentuk diri ini terkadang terdapat kesalahan, senyawa kimia ini dapat menyesuaikan diri dan berevolusi melalui  proses seleksi kimiawi. Jadi, kehidupan tidak terbentuk secara tiba-tiba melainkan timbul secara bertahap dari senyawa tidak hidup.
1.2.   Evolusi Biologi
Alexander L. Ovarin mengemukakan bahwa atmosfer purba banyak mengandung gas-gas metana, hydrogen, uap air dan ammonia seperti halnya yang dikemukakan oleh urey. Namun menurut Opharin sumber energy yang memungkinkan terjadinya pembentukan senyawa organic berasal dari angkas luar seperti ultraviolet. Selain itu juga masih terdapat beberapa teori telah mencoba memberikan jawaban tentang asal-usul kehidupan diplanet bumi ini.




1.3.  Teori Abiogenesis
Teori Abiogenesis tokohnya adalah Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat dan ilmu pengetahuan yunani kuno. Menurut teori yang dikemukakannya bahwa makhluk hidup yang pertama berasal dari benda tak hidup. Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa ikan berasal dari telur ikan yang menetes, namun ia juga yakin bahwa pada mulanya ikan tersebut berasal dari lumpur yang terjadi secara spontan (Generatio spontanae). Contoh paham Generatio spontanae adalah: cacing tanah berasal dari tanah, belatung muncul dari daging yang membusuk, tikus berasal dari sekam dan masih banyak lagi contoh yang mengikuti paham abiogenesis.
1.4.  Teori Biogenesis
Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang-orang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal-usul kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Berdasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham abiogenesis menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Adapun ayat dari al-qur’an surat al mu’minun ayat 12-14 yang menjelaskan tentang asal usul manusia.
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ

Terjemahannya :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik"

2.      Gambaran  Khusus
tokoh-tokoh yang menentang teori abiogenesis adalah sebagai berikut:
2.1. Fransisco Redi
Fransisco Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori Abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu yang diberi perlakuan tertentu. Tabung I diisi daging dan tidak ditutup, Tabung II diisi daging dan ditutup kain kasa, dan Tabung III  diisi daging dan ditutup rapat.
Ketiga toples tabung ini dibiarkan selama beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk ditoples dua dan tiga bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi apabila melihat keadaan pada toples II yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relatif sedikit.
2.2.  Lazzaro Spallanzani
   Lazzaro Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah paham abiogenesis. Oleh karena itu, dia melakukan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan Fransisco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau rebusan daging. Berdarkan hasil tersebut, dia menyimpulkan bahwa mikroba yang ada dalam kaldu tersebut bukan berasal dari benda mati tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara kedalam air kaldu tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanae.
2.3.  Louis Pasteur
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spallanzani. Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Melalui pemanasan terhadap perangkat percobaannya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati.
Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca terbentuk leher angsa. Pada saat sebelum pemanasan, diudara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu air kaldu sampai kepermukaan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disinilah terjadilah kontaminasi mikroorganisme tadi terbawa masuk, sehingga setelah labu dibiarkan beberapa waktu air kaldu menjadi karuh, karena adanya pembusukan oleh mikroorganisme tersebut.
Dengan demikian terbuktilah ketidakbenaran paham abiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi spontan. Dan muncullah paham/teori baru tentang asal usul kehidupan yang dikenal dengan teori Biogenesis.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

1.      Waktu dan Tempat
          Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari / tanggal     :   Rabu, 11 November 2015
Pukul                 :   16.00 – 18.00 WITA
Tempat               :   Laboratorium Ilmu  Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Makassar, Samata-Gowa.
2.      Alat dan Bahan
2.1. Alat
         Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah  botol selai dengan penutupnya, Bunsen, kain kasa, karet gelang, pipa kapiler (dibuat sebagai model leher angsa), dan tabung reaksi.
2.2. Bahan
         Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air kaldu, daging sapi segar, gabus, dan korek api.




3.      Prosedur Kerja
3.1.  Percobaan Fransisco Redi
3.1.1. Menyiapkan 3 tabung (botol selai) yang diisi masing-masing sekerat daging segar
3.1.2.  Tabung I diisi daging, tanpa di tutup.
3.1.3.   Tabung II diisi daging, lalu ditutup dengan kain kasa.
3.1.4.   Tabung III diisi daging, lalu ditutup rapat.
3.1.5.   Mengamati tabung tersebut setiap hari selama seminggu.
3.1.6.  Mengamati apa yang terjadi.
3.1.7.  Menulis perubahan dilembar pengamatan.
3.2.    Percobaan Lazaro Spalanzani
3.2.1.   Menyiapkan 4 buah tabung reaksi yang bersih dan steril dan masing-masing diisi dengan air kaldu ayam atau sapi.
3.2.2.   Tabung 1 diisi 10 ml air kaldu menggunakan pipet tetes lalu ditutup dan tanpa dipanaskan.
3.2.3.    Tabung II diisi 10 ml air kaldu menggunakan pipet tetes lalu dipanaskan dan tanpa ditutup.
3.2.4.    Tabung III diisi 10 ml air kaldu menggunakan pipet tetes lalu ditutup dan dipanaskan.
3.2.5.    Tabung IV diisi 10 ml air kaldu menggunakan pipet tetes tanpa ditutup dan tanpa dipanaskan.
3.3.6.    Mengamati setiap tabung setiap hari selama seminggu.
3.3.7.   Mengamati apa yang terjadi kemudian menulis dilembar pengamatan.
3.3.       Percobaan Louis Pasteur
3.3.1.  Menyiapkan tabung reaksi atau labu enlemayer yang kemudian diisi dengan 10 ml air kaldu lalu ditutup dan dihubungkan dengan pipa berbentuk leher angsa dan dipanaskan sampai steril.
3.3.2.    Biarkan tabung/labu tersebut selama 3 hari pengamatan, apa yang terjadi (lihat warna kaldu).
3.3.3.    Miringkan tabung/labu hingga air kaldu menyentuh pipa leher angsa.
3.3.4.   Mengamati perubahan yang terjadi satu hari setelah labu dimiringkan.
3.3.5.   Menulis di lembar pengamatan.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Hasil Pengamatan
1.1.    Percobaan Fransisco Redi
No.
Hari/Tanggal
Toples I
Toples II
Toples III
1.
Rabu, 11 November 2015
Tidak berbau
Berwarna putih
Dagingnya masih segar

Tidak berbau
Berwarna putih
Daging masih segar
Tidak ada larva
Tidak berbau
Berwarna putih
Tidak ada larva
2.
Kamis, 12 November 2015
Berbau
Berwarna putih pucat
Belum terdapat larva
Berbau
Berwarna putih pucat
Tidak ada larva
Tidak berbau
Berwarna putih pucat
Tidak ada larva
3.
Jumat, 13 November 2015
Berbau
Warna kehitaman
Terdapat larva
Bau menyengat
Warna kecoklatan
Terdapat larva
Tidak berbau
Warna merah
Tidak ada larva
Lembek
4.
Sabtu, 14 November 2015
Berbau
Warna kehitaman
Terdapat larva
Bau menyengat
Warna merah kecoklatan
Terdapat banyak  larva
Tidak berbau
Warna merah
Terdapat belatung dan lembek
5.
Minggu, 15 November 2015
Berbau
Warna kehitaman kering
Terdapat larva
Bau menyengat
Warna coklat kering
Terdapat larva
Tidak berbau
Warna merah Terdapat belatung dan lembek
6.
Senin, 16 November 2015
Berbau
Warna hitam
Kering
Banyak larva dan ada belatung
Bau sangat menyengat
Warna coklat kering
Terdapat larva
Tidak berbau
Warna merah
Mengecil
Berair
Terdapat belatung
7.
Selasa, 17 November 2015
Bau menyengat
Warna hitam kering
Belatung makin banyak
Bau sangat menyengat
Warna coklat kering
Terdapat banyak larva
Tidak berbau
Warna agak coklat dan makin banyak belatung
                         Sumber : laboratorium peternakan Fakultas sains dan teknologi Universitas islam negeri alauddin Makassar 2015                                      

1.2.       Percobaan Lazaro Spalanzani
No.
Hari/Tanggal
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
1.
Rabu,11 Novemb-er 2015
Tidak ada perubahan
Bau kaldu
Terdapat gumpalan yang mengapung
Tidak ada perubahan
Bau kaldu
Endapan terhambur dipermukaan
Tidak ada perubahan Bau kaldu
endapan dipermukaan merata
Tidak ada perubahan
Endapan mengapung



2.
Kamis,
12 Novemb-er 2015
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Endapan membanyak
Tidak ada perubahan
Bau lebih menyengat
Endapan menggumpal
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Endapan sedikit
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Endapan membanyak
3.
Jumat, 13 november 2015
Air menguning
Tidak perubahan
Endapan berhamburan
Air keruh
Bau kaldu menyengat
Endapan mengambang
Air keruh
Tidak ada perubahan
Endapan membanyak
Air menguning
Bau kaldu menyengat
Endapan berjamur dan menguning
4.
Sabtu, 14 november 2015
Air menguning dan semakin keruh
Endapan membanyak
Air makin keruh
Tidak berubah
Endapan mulai menguning
Tidak berbah
Tidak berubah
Endapan mulai menguning
Tidak berubah
Tidak berubah
Endapan banyak


5
Minggu, 15 November 2015
Makin keruh
Tidak ada perubahan
Endapan tidak berubah
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Endapan  menguning
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Endapan mengapung
Jernih
Terdapat banyak jamur
6
Senin, 16 November 2015
Keruh
Berbuih
Terdapat endapan
Berjamur
Berbau
Terdapat endapan
Terdapat endapan
Berbuih
keruh
Jernih
Terdapat banyak jamur
7
Selasa, 17 november 2015
Berbuih
Keruh
Terdapat endapan
Berbau busuk
Terdapat endapan
Terdapat endapan
Berbuih
Keruh
jernih
Terdapat banyak jamur
Sumber :   Laboratorium peternakan Fakultas sains dan teknologi Universitas islam negeri Makassar 2015
1.3.    Percobaan Louis Pasteur
1.3.1 Sebelum dimiringkan
No
Hari/tanggal
Warna
Bau
Endapan
1
Rabu, 11 November 2015
jernih, tidak keruh
Tidak berbau
Tidak ada endapan
2
Kamis, 12 November 2015
Jernih, tidak keruh
Tidak berbau
Tidak ada endapan
3
Jumat, 13 November 2014
Jernih, tidak keruh
Tidak berbau
Tidak ada endapan
      Sumber :  Laboratorium peternakan Fakultas sains dan teknologi Universitas islam negeri alauddin Makassar2015

1.3.2 Setelah dimiringkan
No
Hari/ Tanggal

Warna
Bau
Endapan
4
Sabtu,14 November 2015
Jernih,tidak keruh
Tidak berbau
Sedikit endapan
5
Minggu, 15 November 2015
Keruh
Berbau
Sedikit endapan
6
Senin, 16 November 2015
Keruh
Berbau
Sedikit endapan
7
Selasa, 17 November 2015
Keruh
Berbau
Sedikit endapan

Sumber : labotarium  peternakan Fakultas sains dan teknologi Universitas islam negeri alauddin Makassar 2015


2.      Pembahasan
4.1. Percobaan Fransisco Redi
 4.1.1 Toples 1
Toples diisi dengan sekerat daging segar lalu dibiarkan terbuka dan ditempatkan diruang terbuka pula. Pada hari pertama pengamatan, belum terlihat adanya perubahan warna, bau belum bereaksi dan belatung pun belum terdapat. Pada hari kedua, bau mulai bereaksi dan perubahan warna pula mulai tampak, akan tetapi belum terdapat belatung. Pada hari ketiga, baunya semakin bereaksi, warna yang sebelumnya merah kecoklatan mulai berubah warna. Dan hari keempat menunjukkan perubahan yang maksimal karena baunya semakin menyengat, warnanya telah berubah menjadi hitam pekat serta terdapat larva. Dan pada hari kelima sampai ketujuh bau dan warnanya tampak hitam serta larvanya pun semakin banyak. Hal ini disebabkan karena terdapat mikroorganisme yang dibawa oleh lalat. Jadi, percobaan Fransisco Redi yang menyatakan bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, akan tetapi terbentuk dari makhluk hidup sebelumnya yang memang benar. Di dalam percobaanya yang menggunakan sekerat daging terdapat larva yang dibawa oleh lalat.

 4.1.2  Toples II
Pada toples ini setelah diberi daging, toples di tutup dengan kain kasa. Pengamatan pertama, belum terjadi perubahan pada daging. Pada hari kedua, mulai terjadi perubahan, baik berupa warna, bau, akan tetapi belum terdapat larva. Pada hari selanjutnya, bau dan warna semakin bereaksi, namun belum terdapat larva. Setelah hari keempat bau dan perubahan warna yang tampak hitam disertai adanya larva. Pada hari kelima sampai hari ketujuh, baunya semakin menyengat dan warnanya semakin hitam serta larvanya semakin banyak. Pada pengamatan ini menunjukkan bahwa larva pada toples II lebih banyak dari toples I. Hal ini disebabkan karena lalat yang masuk pada toples I tidak mempunyai telur yang banyak dibandingkan pada botol yang ditutup dengan kain kasa yang mempunyai ruang lebih lembab yang mendukung perkembangan larva. Jadi percobaan Fransisco Redi pada toples II terbukti dengan adanya larva yang terdapat di dalam percobaannya.





4.1.3. Toples III
 Pada toples III dengan daging segar dan ditutup rapat. Pengamatan hari pertama belum menampakkan adanya perubahan. Pada hari kedua perubahan warna mulai tampak. Namun pengamatan sampai hari ketujuh, yang terjadi hanya perubahan warna dan bau dapat diamati, sedangkan tidak terdapat belatung. Hal ini dikarenakan, toples ini terisolasi yang tidak memungkinkan adanya organisme lain yang masuk dan menyebabkan adanya larva atau telur-telur lalat. Jadi percobaan Fransisco Redi pada toples III tidak terbukti. Karena, tidak terdapat belatung di dalam toples tersebut.
4.2. Percobaan Lazaro Spalanzani
  2.1 Tabung I
Pada hari pertama belum terdapat bau, kekeruhan dan endapan. Selanjutnya padahari kedua, airnya mulai keruh akan tetapi bau dan endapan belum ada. Pada hari ketiga sampai hari kelima sudah terdapat keruhan dan endapan, akan tetapi belum ada bau. Dan setelah hari keenam dan ketujuh keruhan, endapan serta bau sudah semakin banyak dan semakin bereaksi, hal ini disebabkan karena mikroorganisme telah melakukan aktivitas dengan baik. Jadi percobaan Lazarro Spallazani bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, tetapi terbentuk dari makhluk hidup sebelumnya. Contohnya mikroorganisme yang timbul karena adanya mikroorganisme yang sebelumnya telah tersebar di udara.
4.2.2. Tabung II
Pada tabung air kaldu dipanaskan tanpa ditutup. Pada hari pertama, kaldu yang dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditutup setelah dipanaskan bau dan endapan belum ada, akan tetapi keruhan sudah mulai ada. Pada hari kedua sampai ketujuh, indikator perubahan dari ketiganya mulai ada dan semakin hari kekeruhan dan endapan semakin banyak dan baunya semakin bereaksi. Hal ini disebabkan mikroorganisme telah bereaksi dan melakukan aktivitas.
4.2.3. Tabung III
Pada tabung yang ketiga, air kaldu dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditutup dan dipanaskan. Pengamatan pada hari pertama belum menampakkan adanya perubahan, baik dari bau, endapan maupun keruhan. Namun, pada hari kedua, bau masih belum terdapat, sedangkan keruhan sudah mulai tampak dan endapan pun juga belum terdapat. Bau pada tabung ini sampai hari ketujug belum terdapat dan belum bereaksi, namun keruhan dan endapan semakin hari semakin banyak. Hal ini dikarenakan mikroorganisme belum bereaksi yang tidak memungkinkan adanya mikroorganisme yang masuk ke dalam tabung reaksi. Jadi percobaan Lazarro Spallanzani tidak terbuktikan. Karena di dalam kaldu percobaan tidak terdapat mikroorganisme.
4.2.4. Tabung IV
Tabung ini dipanaskan tanpa ditutup, sama dengan perlakuan tabung II. Sehingga hasil yang di dapat sama dengan tabung yang ke dua. Dimana hari pertama, belum terdapat bau, keruhan dan endapan. Setelah hari kedua keruhan, endapan mulai ada, akan tetapi bau belum bereaksi. Tetapi pada hari ketiga dan selanjutnya didapatkan adanya bau, keruhan dan endapan. Begitupun selanjutnya, semakin hari semakin banyak endapan dan keruhan serta semakin bereaksinya bau. Hal ini disebabkan mikroorganisme mulai bereaksi dan melakukan aktivitas karena keadaan tabung ini terbukayang memungkinkan masuknya organisme dari luar. Jadi percobaan Lazarro Spalanzani terbukti dengan adanya mikroorganime di dalam kaldu percobaannya. Dan teori Lazarro Spalanzani tentang timbulnya suatu kehidupan mungkin hanya terjadi jika sebelumnya telah ada kehidupan.




4.3. Percobaan Louis Pasteur
Pada percobaan ini menggunakan tabung leher angsa yang diisi dengan kaldu yang telah dipanaskan kemudian mendiamkannya. Pada hari pertama dan kedua belum terjadi perubahan. Pada hari ketiga tidak mengalami perubahan bau, tetapi mulai nampak keruh dan memiliki endapan. Pada hari keempat perubahan bau, warna, endapan mulai nampak. Dan pada hari kelima sampai ketujuh, bau, warna dan endapan semakin bereaksi dan semakin banyak.


BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
1.1  Percobaan Fransisco Redi mengatakan bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, tetapi terbentuk dari makhluk hidup sebelumnya.
1.2  Percobaan Lazarro Spalanzani membuktikan bahwa timbulnya suatu kehidupan mungkin hanya terjadi jika sebelumnya telah ada kehidupan. Mikroorganisme yang terdapat dalam kaldu percobaannnya timbul karena adanya mikroorganisme yang sebelumny telah tersebar di udara.
1.3  Percobaan Louis Pasteur telah membuktikan bahwa kehidupan berasal dari telur dan telur berasal dari kehidupan.

2.      Saran                     
   Adapun saran saya yaitu sebaiknya kita sebagai praktikan harus hati-hati dalam menggunakan alat-alat laboratorium agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Dan sebaiknya bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat steril agar kita dapat mendapatkan hasil yang baik pula.


DAFTAR PUSTAKA

Arman, Muhammad Said, 2011. Biologi Umum. Makassar : Uin Alauddin
            Makassar.
Kimball, John W. Tritoso. 1983. Biologi. Bogor: Erlangga
Pratiwi, 2007. Boilogi. Jakarta: Erlangga
Said, Muhammad. Biologi umum. Makassar: Uin Alauddin
Sitrian, 2004. Biologi Dasar. Jakarta : Renika Cipta
Yahya, 2011. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Fried, G. H. 2006. Biologi Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
Plolier. 2007.Biologi Dasar. Jakarta: Gramedia
Nugroho, L. 2004. Biologi dasar. Jakarta: Universitas Gadjah Mada.
Poedjadi, A. 2003. Dasar-dasar Biologi. Jakarta: Universitas Hasanuddin.
Ridwan Mohammad. 2012. Laporan Biologi sukses.
Tim Pengajar, 2011. Biologi Dasar.Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Tim Pengajar, 2011.Penuntun Praktikum Biologi Dasar.Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

2 komentar: